Ini tentang kenangan yang tak
pernah usang. Tertumpuk,teringat,dan bahkan sering terlupakan sejenak, hanya
sejenak. Aku mulai memahami bagaimana waktu berjalan, perlahan namun membekas
menjadi memori, adapun perih akan terselip dalam dinding tipis otakku. Ini tentang
kamu, tentang tanggal 23 september setahun yang lalu dimana segalanya mulai
tertaut dalam hidupku. Segalanya membekas dalam memori, masih tersimpan utuh
meski terkadang aku menghapusnya begitu saja. Tidak ingin menangis, itu saja
alasanku. Tapi seperti air, sekuat apapun dibelah pasti akan menyatu juga
akhirnya. Begitupun dengan segalanya, sekuat apapun aku berusaha menghapusmu
tepatnya kenanganku bersamamu ketika Tuhan belum mengizinkanku untuk pergi
meninggalkan kenangan itu maka akan sangat sulit. Hanya perlu menunggu waktu
itu datang, menunggu hatiku untuk cukup kuat meninggalkanmu bersama memori ini,memori
dalam otakku yang terukir begitu saja. Ini sangat dramatis, hanya karena
membaca beberapa kalimat saja titik ternyaman itu datang menghampiriku. Aku mengenalmu
begitu singkat, dari maya namun begitu nyata. Waktu bergulir dengan cepat,
seperti hantaman kilat menemui hatiku, perih namun membuat aku semakin kuat
untuk esok. Cinta tak harus bersama, ya, aku ingat itu. Kamu , aku , dan waktu
adalah hidup, hidup dimana perbedaan dunia yang kita singgahi saat ini telah
berbeda. Ketika tak dapat terhindari segalanya, aku merindukanmu disini,
disampingku, walau hanya dengan kalimat biasa itu memberikanku kenyamanan. Aku merindukanmu,
dimimpiku, walau hanya bayangan semu yang tak berwujud. Aku mengenalmu tanpa
harus bertatap muka, aku mencintaimu tanpa harus melepas peluh bersama. Ini sudah
cukup, tanggal 23 sudah cukup menemani hidupku tanpa kamu.
No comments:
Post a Comment